Rabu, 10 September 2008

LATAR BELAKANG BERDIRINYA SARARA

Strategi nasional dan pengembangan kebijakan pembangunan telah diarahkan dan bertumpu pada masyarakat bawah (community based-policy). Dengan harapan ketika kebijakan yang dikeluarkan harus memberikan peluang yang besar bagi masyarakat atau kelompok masyarakat untuk bisa berperan aktif dalam kegiatan pembangunan sekaligus meningkatkan keberdayaan dan kemampuannya sehingga dapat menentukan masa depannya.

Namun yang masih dirasakan saat ini, adalah pembangunan yang dilaksanakan belum sepenuhnya melibatkan para masyarakat (stakeholder) atau pada perencanaan awalnya tidak didasarkan pada kebutuhan masyarakat (bottom-down) tetapi terlebih pada kebijakan penggunaan anggaran tidak berbasis kebutuhan (top-down). Hal tersebut tidak sepenuhnya menyalahkan pihak pemerintah atau pihak manapun, tetapi ternyata masyarakat memerlukan suatu wadah yang bisa berfungsi sebagai mediator antara kebijakan dan keinginan tadi agar sinerginitas bisa berjalan pada setiap aspek-aspek pembangunan secara menyeluruh.

Melaksanakan pembangunan di era reformasi membutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni (compatible) baik yang berada di perkotaan maupun di pedesaan. Manusia yang memahami jati dirinya sebagai pelaku utama pembangunan dan memiliki peran penting. Untuk menghasilkannya diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat terutama dari aspek-aspek : (1) ekonomi kerakyatan, (2) pendidikan-sosial budaya serta (3) ilmu pengetahuan dan teknologi dasar. Ke-tiga aspek ini merupakan sasaran utama pembangunan nasional yang juga dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan kebodohan yang masih melanda masyarakat indonesia terutama masyarakat lapisan bawah (marginal community).

Dengan melihat permasalahan-permasalahan dan kebutuhan diatas, maka Yayasan Sarara berusaha untuk andil dan berperan aktif membantu keinginan-keinginan pemerintah dan masyarakat. Yang tentunya dilaksanakan secara koordinatif dan partisipatif antara pembuat kebijakan (decision maker) dengan para stakeholder. Yayasan Sarara berusaha untuk menjadi “jembatan” yang nyaman bagi setiap pemakainya tanpa harus khawatir akan jembatan oleng atau putus. Untuk itu Yayasan Sarara juga membutuhkan dukungan yang sepenuhnya dari setiap elemen pembangunan karena kepercayaan adalah sebagai modal utama dalam kesuksesan tugas yang diemban.

Semoga apa yang kita lakukan tidaklah sia-sia, untuk itu diperlukan saling mawas diri dan fungsi kontrol terhadap sesama dengan mengedepankan prinsip-prinsip persaudaraan (Sarara) diantara kita sebagaimana visi yayasan ini yaitu : membantu pelaksanaan pembangunan daerah, bangsa dan negara dengan semangat persaudaraan (Sarara). Mari kita se-hati baik bagi para LSM, yayasan lainnya, unit sosial dan pemerintah untuk secara bersama memajukan daerah, bangsa dan negara kita yang amat kita cintai ini.

Tidak ada komentar: